KABAROKUTIMUR, BUAY MADANG – Udara pagi yang sejuk menyelimuti Desa Kurungan Nyawa, Kecamatan Buay Madang, OKU Timur, Sabtu (7/6/2025). Di halaman Masjid Al Hidayah, seekor sapi cokelat kemerahan tampak berdiri tenang.
Dengan bobot mencapai 548 kilogram, hewan kurban itu menjadi simbol ketulusan dan semangat berbagi yang dìbawa oleh Irma Suryani Chaniago, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem.
Kehadiran Irma bukan hanya sekadar formalitas seremonial. Ia datang langsung dari Senayan untuk menyerahkan dua ekor sapi kurban masing-masing untuk warga Desa Kurungan Nyawa dan Desa Wana Makmur, Kecamatan Semendawai Timur.
Bukan jumlah sapinya yang jadi sorotan, tapi makna di balik langkah itu sebuah bentuk konsistensi dan empati dari seorang wakil rakyat terhadap masyarakat akar rumput yang telah mempercayakannya duduk di parlemen.
“Kurban bukan sekadar ibadah ritual, tapi juga bentuk kepedulian sosial. Saya ingin berbagi dengan masyarakat OKU Timur yang selama ini telah menjadi bagian penting dari perjalanan politik dan pengabdian saya,” ujar Irma dalam sambutannya, yang disambut tepuk tangan hangat dari warga yang hadir.
Politik yang Menyentuh Hati
Sebagian besar warga yang hadir mengenal Irma bukan hanya sebagai legislator pusat, tapi juga sebagai sosok perempuan tangguh yang tumbuh dari dunia buruh dan pergerakan rakyat kecil.
Irma memang bukan politisi instan. Lahir di Metro, Lampung, 6 November 1965, ia mengawali kariernya dari dunia pelabuhan meniti jabatan dari Senior Staff hingga Manajer di Jakarta International Container Terminal (JICT), bahkan sempat menjadi Komisaris di PT Pelindo Holding.
Namun langkahnya tak berhenti di korporasi. Ia aktif sebagai Ketua Umum Serikat Buruh dan Nelayan Indonesia (SBNI), Sekjen Forum Komunikasi SP JICT, dan berbagai organisasi buruh, perempuan, serta nelayan.
“Saya berasal dari akar pergerakan. Apa yang saya perjuangkan di parlemen tak pernah jauh dari suara buruh, nelayan, perempuan, dan rakyat kecil. Termasuk masyarakat OKU Timur, yang punya potensi besar tapi kadang belum maksimal mendapat perhatian negara,” tutur Irma dengan penuh keyakinan.
Karier politiknya dìmulai saat duduk di Komisi IX DPR RI periode 2014–2019. Meski sempat tidak terpilih kembali, Irma kembali ke Senayan melalui Pergantian Antar Waktu (PAW), menggantikan almarhumah Percha Leanpuri pada Desember 2021.
Ia pun membuktikan daya juangnya dengan suara spektakuler di Pileg 2024, melonjak dari 66.667 suara menjadi 180.607 suara sah angka yang menandakan tumbuhnya kepercayaan publik terhadapnya.
Menebar Cinta Lewat Kurban
Pagi itu, halaman Masjid Al Hidayah bukan sekadar tempat pemotongan hewan kurban, tapi juga ruang silaturahmi antara wakil rakyat dan warganya. Spanduk bertuliskan “Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H Tebarkan Berkah dan Cinta Melalui Kurban” membentang, memperkuat atmosfer kekeluargaan.
“Saya ingin masyarakat merasakan kehadiran wakilnya di DPR bukan hanya saat pemilu, tapi juga dalam momen-momen yang bermakna seperti ini. Politik bisa menyentuh hati jika dijalani dengan ketulusan,” ucap Irma yang dìkerubungi warga usai acara, bersalaman, dan berbagi tawa ringan.
Irma menekankan bahwa kurban adalah sarana memperkuat gotong royong dan persaudaraan, terutama di tengah situasi ekonomi yang masih menantang.
“Semoga daging kurban ini bisa dinikmati warga yang membutuhkan. Iduladha adalah pengingat bahwa kekuatan bangsa terletak pada solidaritas,” katanya.
Konsisten Membumi, Bukan Sekadar Janji
Komitmen Irma terhadap masyarakat terbukti tak hanya dalam kegiatan kurban. Di Partai NasDem, ia menjabat Ketua Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi DPP, setelah sebelumnya memegang posisi Ketua Bidang Kesehatan, Perempuan, dan Anak.
Ia juga tercatat sebagai mantan Ketua Garda Wanita NasDem, pendiri organisasi MPI, dan Sekjen Kaukus Perempuan Parlemen RI.
Penghargaan sebagai Anggota DPR Terbaik dan Kader Terbaik PNBK jadi pengakuan atas integritasnya dalam memperjuangkan isu-isu yang menyentuh rakyat kecil.
Di OKU Timur, Irma bukan sekadar legislator yang datang membawa sapi. Ia datang membawa perhatian yang nyata, kepedulian yang konsisten, dan niat tulus untuk mendengarkan.
“Terima kasih kami sampaikan untuk Bu Irma. Semoga berlimpah rezeki, sehat, dan panjang umur,” ucap salah satu tokoh masyarakat setempat.
Dan mungkin, di balik suara masyarakat yang penuh harap itu, terpatri pesan kuat bahwa di tengah politik yang kerap terasa jauh dan dingin, masih ada sosok seperti Irma Suryani Chaniago yang menunjukkan bahwa politik bisa menyapa, memeluk, dan menguatkan.