Ia mengaku, di setiap Jumat ia terkadang mendapat pesanan bubur dari perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar tempat ia jualan.
“Perusahaan tahu Jumat berkah itu, sehingga banyak pesan untuk karyawannya. Jumlahnya ngga tentu, 50-100 porsi. Alhamdulillah senang, dìsyukurin saja,” terang Warsini yang ketiga anaknya melanjutkan pendidikannya hingga perguruan tinggi.
Selama melaksanakan rangkaian ibadah haji, ia merasa dìmudahkan, semuanya berjalan lancar. Selama di Arafah ia merasakan panas, tapi hal serupa juga dìalami jemaah lainnya.
Saat bermalam di Mina dan melempar jumrah, Warsini dan suaminya tidak menemui kendala, seluruhnya berjalan lancar, dan terakhir saat tawaf Ifadah.
“Saat lempar jumrah dan tawaf Ifadah, seluruhnya alhamdulillah lancar,” katanya.
Menurutnya, saat pertama kali melihat Kabah, ia mengaku bahagia, haru, sedih dan bersyukur. Tidak banyak doa yang ia langitkan pada Tuhan saat itu.
“Sedih, senang, bersyukur, ya Allah. Doa saya, hanya minta sehat, minta rezeki yang berkah. Dan minta kesini lagi sama anak, cucu, menantu, doa saya begitu saja. Sama dengan doa yang dìpanjatkan saat di Arafah,” kata Warsini yang menunggu haji selama 12 tahun,
Sumber : Kemenag RI